Rabu, 14 November 2012 0 komentar

16th.. berbagi pemikiran

hmm.. tulisan gw di bawah ini adalah salah satu tulisan yang ditolak sama pemred gw, lucu sih benernya. dan karena tidak ditampilkan di newsletter, baiknya gw pos di sini aje.. wkwkwkwk ENJOY!!! :D


Jika
Bagian pertama
            Mungkin masih jelas di ingatan kita, sebuah potongan lirik sebuah lagu yang berbunyi “Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepada-Nya?”. Sebuah kalimat yang sederhana sekali, namun sebenarnya sangat menyentuh sisi keriligiusan kita semua. Ketika memang nantinya setelah kehidupan usai dan kita menemui kematian, apakah memang yang dituliskan dan sering disebutkan dalam kitab suci tentang akhirat, surga, dan neraka benar adanya? Kalau memang ada, berarti nantinya manusia akan mendapatkan tempat di akhirat sesuai dengan apa yang mereka lakukan semasa hidupnya. Di mana mereka nantinya di akhirat akan mencerminkan perbuatan mereka di dunia. Yang perlu jadi pemikiran, adalah jika ketika kematian datang menjemput, tidak ada kehidupan setelahnya. Apakah kita semua akan menyesal nantinya mengapa harus susah-susah menjalankan shalat dan segala kewajiban lainnya? Warga muslim yang taat menjalankan ibadah pun sekarang masih kalah makmur dan sejahtera dibandingkan warga non-muslim dimanapun di dunia. Mereka tidak melaksanakan perintah Allah. Para petinggi dan pengusaha kaya yang korupsi ataupun melakukan kecurangan dalam usahanya tak akan mendapat ganjarannya setelah mati nanti. Hanya akan membusuk seperti halnya mahluk hidup lainnya. Apa mungkin surga dan neraka hanya menjadi sarana penghibur bagi orang-orang iri  terhadap kesejahteraan orang-orang kafir?
Bagian Kedua
            Pernahkah kalian ditanyakan sebuah pertanyaan, “Anda Islam dari siapa?”, apa yang akan anda jawab? Sebagian besar dari kalian mungkin akan menjawab, “Islam dari kecil”, atau “Karena orang tua Islam, jadi saya ikut Islam juga”. Dan anda akan diberikan kesimpulan bahwa, jika anda tidak dilahirkan dalam keluarga Islam, bisa dipastikan anda bukan muslim. Kalau misalnya anda dari lahir tidak mengenal Islam, lalu diberi kesempatan saat sudah cukup dewasa untuk memilih agama atau kepercayaan yang anda inginkan, akankah anda memilih Islam? Atau anda akan memilih agama atau kepercayaan lain? Atau anda memutuskan tidak beragama sama sekali sampai akhir hayat?  Toh, jika anda tidak beragama sama sekali, anda tidak perlu memikirkan hukuman atau dosa saat tidak melaksanakan kewajiban ritual ataupun non-ritual. Anda hanya perlu melakukan hal-hal yang anda suka asal tidak merugikan orang lain, dan berbuat baik pada sesama. Bukankah itu sudah cukup? Hidup orang tak beragama pun sejauh ini baik-baik saja, mereka hidup tenang, bahagia, dan damai. Dan apakah itu yang kini diidam-idamkan semua orang di dunia?
Bagian Ketiga
            Berbicara Al-Qur’an yang bahasanya mengandung makna yang implisit, pasti ada banyak tafsir yang beredar di masyarakat. Yang perlu jadi pemikiran dan pemikiran kita adalah, apakah tafsir yang kini kita pilih dan gunakan sebagai dasar sudah sesuai dengan apa yang Allah maksudkan dan tujukan kepada kita? Jangan-jangan selama ini, tafsir yang kita gunakan itu salah. Dan kita tidak tahu itu salah sampai kita mati nanti. Ujung-ujungnya malah apa yang kita percayai benar malah menjerumuskan kita ke neraka.
            Banyak kita saksikan, sebut saja fraksi-fraksi yang memiliki tafsir-tafsir yang mereka percayai saling beradu argumen bahkan beradu otot untuk mempertahankan apa yang mereka percayai. Oke, bolehlah jika adu argumen, tapi adu otot? Apa kepercayaan itu bisa ditegakkan dan dipertahankan dengan itu? Apakah pemenang dari adu otot itu yang memiliki kepercayaan yang faqih dan benar bisa membawa kita menuju surga? Bahkan MUI pun terkadang mengeluarkan fatwa yang di luar pakem. Seperti mengharamkan BBM bersubsidi, mengharamkan olahraga tinju, bahkan ada MUI lokal yang mengharamkan facebook. Ada apa gerangan dengan hukum Islam saat ini? Hukum-hukum yang dikeluarkan, seperti hanya menjadi olok-olok masyarakat. Apakah kini MUI masih bisa menjadi acuan hukum umat Islam jika kita melihat berbagai macam hukum-hukum yang dikeluarkan oleh MUI yang menjadi bahan tertawaan ini? Masih percayakah anda terhadap hukum-hukum Islam yang ada saat ini? apakah dengan mematuhi hukum-hukum tersebut, anda percaya akan membawa perubahan?
Terakhir
            Jika anda merenungi pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan kepada anda pada tiga bagian di atas, mungkin sebagian dari anda akan marah, jengkel, tersindir, muak, atau bahkan akan memaki-maki saya sebagai penulis. Tapi perlu anda ketahui juga, mungkin bukan sekarang atau mungkin nanti, anda sekalian akan dihadapkan pada pertanyaan yang akan membuat hati anda tergores, atau malah anda sudah pernah dihujami oleh pertanyaan yang lebih ‘kejam’ daripada ini. Pertanyaan yang mengguncang jati diri anda sebagai seorang muslim. Jika memang anda dihadapkan pada kenyataan seperti di atas, apa yang akan anda lakukan? Sebagai umat muslim yang bahkan kini selalu dikaitkan dengan pedang sebagai alat dakwah. Sebagai umat muslim yang selalu dipandang sebagai teroris. Sebagai umat muslim yang dipandang remeh dan sebelah mata oleh dunia. Apa? Apa yang akan anda lakukan? Kaum agnotis, kaum atheis, dan kaum-kaum yang lain siap siaga untuk mencabut identitas anda sekalian sebagai umat muslim. Siapkah anda menghadapi perang intelekual dan emosional seperti ini? Bukan dengan otot, pedang, senapan mesin, atau bahkan alat perang yang mampu menghancurkan bumi, namun dengan akal dan hati, dengan pemikiran, dengan logika yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Sanggupkah anda?  Dan jika, jika surga dan neraka memang tak akan pernah ada, masihkah, masihkah kau sekalian akan selalu tunduk dan sujud kepada-Nya?
 
;